SISTEM PROTEKSI TV BAGIAN 1
Table of Contents
Sebelum
mengulas lebih jauh tentang proteksi, sebaiknya diulas dulu sistem
ON/OFF atau sistem standby dari perangkat TV. Metode-metode standby
antara lain :
- Menghidupmatikan power supply, ciri power
supply ini adalah mempunyai besar tegangan output yang ‘jauh’ berbeda
ketika ON dan STANDBY. Jika diurut pin out power control dari IC program
langsung mengontrol power supply. Hampir sebagian besar TV saat ini
menggunakan sistem standby jenis ini. - Menghidupmatikan
tegangan H-VCC. Misalnya mesin sasis china, yang dihidupmatikan adalah
tegangan H-VCC yang mensupply ic osilator. Contoh lainnya adalah TV-TV
era ic TDA8361, TA8690AN. Tegangan output power supply jenis ini tetap. - Menghidupmatikan
tegangan bias untuk transistor driver horisontal. Jenis ini dapat
ditemukan di sasis TV sharp yang menggunakan TDA83xx, sedangkan H-VCC
terus-menerus mendapatkan tegangan. Tegangan output power supply jenis
ini tetap. - Melalui bus data, I2C (SDA/SCL), jenis ini jarang ditemui. Hampir semua ic jenis baru, support untuk metode ini.
- Kombinasi, selain menghidupmatikan H-VCC juga menghidupmatikan Power Supply.
PINTU ATAU PIN-PIN PROTEKSI
- Pin
IC program, karena IC program merupakan ‘otak’ dari perangkat TV, maka
pada IC program dilengkapi dengan pin protek. Umumnya berjenis high
state, yaitu normalnya pada level/logika high (tegangan hampir/sama
dengan VCC). Jika terdeteksi menurunnya tegangan pada pin ini, maka IC
program akan segera menshutdown perangkat TV. - Pin IC
jungle/chroma/osilator. Umumnya, pada IC jenis baru (misalnya AN5606,
TDA836xx, dll) dilengkapi dengan pin proteksi EHT, pada pin ini umumnya
berjenis Low State, yaitu berlogika Low (0 volt atau beberapa volt saja
ketika normal). Jika terdeteksi tegangan yang melebihi ambang tegangan
proteksi, maka IC segera mematikan osilator horisontal. - Power
supply control, dapat ditemukan di TV model-model jadul, jika ditemukan
tidak normal maka rangkaian proteksi akan segera mematikan/me-standby
powersupply.
SISTEM PROTEKSI MENURUT BENGKEL
Adanya
sistem proteksi pada TV, bukan berarti dengan melepas/melumpuhkan
proteksi sudah dianggap selesai garapan TVnya. Banyak bengkel yang hanya
melepas protek dan langsung bayaran, tanpa menghiraukan fungsi dari
protek tersebut.
JENIS-JENIS PROTEKSI
- Proteksi Tegangan Lebih Arus Besar (OverVoltage 1)
Jenis
proteksi ini difungsikan untuk melindungi perangkat dari
bahaya/tegangan petir atau naiknya tegangan AC_IN. Ciri proteksi
terhadap petir yaitu dengan ditemukan adanya kabel yang dihubungkan dari
GND tuner menuju ke ‘titik yang tidak terhubung’ didekat konektor input
AC_IN. Prinsip dasarnya menggunakan kapasitas tegangan maksimal
kapasitor. Jika diamati, kabel tersebut dihubungkan kepada jalur PCB
yang ‘sengaja’ dibuat untuk lintasan elektron/tegangan menuju ke jalur
listrik input. Jika ada tegangan yang melebihi kapasitasnya, maka
tegangan/elektron tersebut akan ‘dibuang’ begitu saja menuju ke
jala-jala listrik.
Proteksi arus besar lainnya adalah proteksi
tegangan AC_IN, menggunakan komponen sejenis zener tegangan AC (DIAC),
pada komponen ini dapat dibaca tegangan kerjanya. Penempatannya secara
paralel terhadap AC_IN dan setelah sekring. Jika ada tegangan yang
melebihi batas komponen ini maka komponen akan konslet dengan
sendirinya, karena konslet, akhirnya sekring putus. Bentuk fisik
komponen dimaksud mirip dengan kapasitor tegangan tinggi, dan umumnya
berwarna biru muda. - Proteksi Tegangan Lebih Arus Kecil (OverVoltage 2)
Fungsi
proteksi ini untuk mendeteksi tegangan berlebih pada titik yang
disensor. Komponen utama yang dipakai umumnya menggunakan dioda zener.
Pada dasarnya, dioda zener akan menghasilkan tegangan selisih jika
dialiri arus secara mundur/terbalik. Untuk lebih jelasnya lihat skema
berikut ini :
Pada
skema diatas, tegangan output (VOUT) dihasilkan dari perhitungan VIN –
VZ. VZ adalah tegangan kerja dari zener. Rumus tersebut hanya
penyederhanaan, tidak mengikutkan elemen R LOAD.
Dari rumus tersebut
dapat disimpulkan bahwa jika ada tegangan output (VO) berarti tegangan
input sudah melebihi dari tegangan yang ditentukan (VZ). Kesimpulannya,
ada tegangan jika protek. - Proteksi Tidak Ada Tegangan (NoVoltage)
Tidak seperti proteksi Over Voltage, proteksi ini menyensor ada tidaknya tegangan pada suatu titik. Coba amati skema berikut :
VIN
merupakan tegangan stabil, umumnya sebesar tegangan VCC ic program (5V
atau 3V3). Tegangan VIN melalui R_PULL_UP hingga menjadi tegangan VOUT.
Persyaratan utama dari sensor ini adalah tegangan VOUT tidak boleh
melebihi dari V_DIPROTEK. Sedangkan R_LOAD adalah beban pada tegangan
yang disensor.
Cara kerjanya cukup sederhana, jika tegangan yang
disensor tidak ada, maka tegangan out (VOUT) akan dikonsletkan oleh
dioda (lihat arah panah dioda) sehingga VOUT akan turun nilainya (akibat
R_LOAD). Derajat/besar penurunan tegangan VOUT inilah yang disensor.
Sebaliknya, jika ada tegangan pada titik yang disensor, secara otomatis
tegangan VOUT akan tetap karena tegangan yang disensor tidak akan
‘melompati’ dioda (kecuali dioda proteksinya bocor/rusak).
Kesimpulannya, tidak ada tegangan jika protek. - Proteksi Suhu Lebih (OverThermal)
Pada
rangkaian TV modern, proteksi ini sudah masuk dalam komponen aktif,
misalnya STR-Wxxxx. Cara kerjanya hanya menyensor jika suhu kerja
melebihi dari titik proteksinya. - Proteksi Emisi Sinar X (X-RayProtection)
Salah
satu radiasi/emisi yang ‘tidak dikehendaki’ dari tabung elektron adalah
emisi sinar X. Secara alami, tabung elektron akan mengemisikan sinar X
pada nilai tertentu yang diperbolehkan. Jika tabung mendapatkan tegangan
kerja yang melebihi dari tegangan normalnya, maka kuantitas sinar X
yang dihasilkan juga membesar sehingga berbahaya bagi pemakainya. Pada
CRT modern, sudah dilengkapi dengan screen protektor yang tujuannya
untuk mengurangi emisi tersebut. Bukan hanya tegangan HV yang
mempengaruhi tingkat emisi, terang tidaknya gambar juga mempengaruhi
kuantitas emisinya.
Selain pemasangan screen protektor, tegangan HV
untuk supply CRT juga disensor, karena untuk menyensor tegangan HV (yang
pada TV 14in sekitar 20 an kilovolt) sangat sulit sekali maka untuk
menyensor tegangan tersebut menggunakan kaki ABL dari TFB. Prinsipnya
adalah besar tegangan ABL akan selalu mengikuti dari terang tidaknya
layar. Jika CRT terang, secara otomatis CRT akan menarik banyak
elektron, sehingga tegangan ABL juga akan turun.
Sebaliknya, jika CRT
menampilkan gambar gelap, tegangan ABL akan naik. Yang disensor adalah
titik minimum dari tegangan ABL. Tidak boleh kurang dari level/tegangan
minimum yang ditentukan.
Selain tegangan ABL, proteksi X-Ray juga
menggunakan proteksi OverVoltage yang menyensor tegangan sekunder TFB,
misalnya tegangan Heater. Sensor yang dipasang pada titik arus katoda
juga dapat difungsikan sebagai proteksi X-Ray, misalnya pada pin5 IC RGB
out (TDA6107) merupakan sensor IK (cathode current). Prinsip kerjanya
adalah mengeluarkan tegangan yang mirip dengan ABL tetapi besar
tegangannya terbalik, semakin terang, semakin tinggi tegangannya. - Proteksi Sinkronisasi
Tanpa
sinyal video, perangkat tv dengan sendirinya akan menghasilkan sinyal
SandCastle (gambar semut/pasir) yang ditampilkan. Frekuensi-frekuensi
free running (horisontal dan vertikal) diset pada nilai-nilai tertentu
(tergantung model dan jenis IC-nya). Jika ada sinyal video, sync
separator (pemisah sinkronisasi) akan mengadjust frekuensi-frekuensi
tersebut berdasarkan sinyal sinkronisasi yang dibawa oleh video. Jika
gagal dalam penyinkronan, secara otomatis akan protek.
Sinkronisasi
vertikal membutuhkan pulsa vertikal out, sedangkan sinkronisasi
horisontal membutuhkan sinyal AFC dari TFB. Jadi sinkronisasi tujuannya
untuk mengunci frekuensi-frekuensi osilator freerunning tersebut
berdasarkan sinyal video yang masuk. Proteksi sinkronisasi umumnya sudah
masuk dalam IC jungle/osilator.
-bersambung-
Posting Komentar